Yashinta Sekarwangi: Bersama Wujudkan Yogyakarta Bebas Kekerasan terhadap Perempuan

Foto Wawan-Peristiwaterkini; Anggota DPD RI dari DIY Yashinta Sekarwangi dalam acara Rembug Warga Jogja

Jogja,  Anggota DPD RI termuda dari DIY, Yashinta Sekarwangi yang dikenal luas karena dedikasinya terhadap isu-isu kesetaraan gender,

kembali menggugah perhatian publik dengan komitmennya untuk menjadikan Kota Yogyakarta sebagai daerah yang bebas dari kekerasan berbasis gender terhadap perempuan.

Read More

Dalam sebuah acara Rembug Warga yang berlangsung di Rooftop Pasar Sentul, Yashinta menyampaikan bahwa angka kekerasan berbasis gender masih menjadi tantangan serius di Yogyakarta.

Berdasarkan data terbaru, terdapat peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan di berbagai sektor, mulai dari rumah tangga hingga ruang publik.

“Yogyakarta memiliki sejarah panjang sebagai kota budaya dan pendidikan. Namun, nilai-nilai luhur ini harus tercermin dalam perlindungan hak perempuan. Tidak ada ruang bagi kekerasan dalam bentuk apa pun di kota ini,” tegas Yashinta.

Yashinta juga mengusulkan beberapa langkah konkret, seperti penguatan layanan terpadu bagi korban kekerasan, kampanye kesadaran publik yang melibatkan komunitas lokal, serta pelatihan bagi aparat penegak hukum untuk menangani kasus kekerasan berbasis gender dengan lebih sensitif.

Dalam acara tersebut, Yashinta mengajak berbagai pihak, termasuk LSM, akademisi, dan pemerintah daerah, untuk menciptakan kolaborasi yang efektif.

Ia juga mengajak generasi muda untuk aktif berpartisipasi melalui platform digital dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menghentikan kekerasan berbasis gender.

“Kota Yogyakarta harus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam menciptakan ruang yang aman dan inklusif bagi perempuan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar Yashinta menutup pidatonya.

Langkah Yashinta Sekarwangi ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, yang berharap komitmen ini dapat membawa perubahan nyata menuju Yogyakarta yang lebih ramah, adil, dan bebas dari kekerasan berbasis gender.

Related posts