Pagaralam – Diduga terkena Hipotermia, Deko Avriansah (22) warga Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, meninggal dunia setelah mendaki ke puncak Gunung Dempo Pagar Alam.
Informasi yang dirangkum enimpedia.com dari berbagai sumber menyebutkan, korban dievakuasi oleh tim gabungan. Yang terdiri dari BPBD Kota Pagar Alam serta tim relawan.
Kepala BPBD Kota Pagar Alam Jon Hasman melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Anjas membenarkan jika ada pendaki yang meninggal dunia saat berada di puncak Gunung Dempo.
“ada pendaki yang meninggal dunia di puncak Gunung Dempo. dugaan sementara pendaki tersebut meninggal karena terkena Hipotermia dan kelelahan serta sakit,” ujarnya, seraya menyatakan, informasi itu berdasarkan keterangan dari rekannya.
Dirinya menduga, korban meninggal karena kelelahan dan terkena Hipotermia.
“Karena saat awal mendaki pada Selasa 31 Desember 2024, korban dalam kondisi sehat,” katanya.
Sementara itu, tim gabungan dari BPBD, Brigade dan relawan melakukan evakuasi pendaki yang dikabarkan meninggal dunia tersebut. medan yang terjal menyulitkan tim gabungan mengevakuasi korban.
Dari berbagai sumber disebutkan, korban meninggal dunia diperkirakan pada Jumat 3 Januari 2025. pendaki yang meninggal tersebut dikabarkan warga Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu
Awalnya Korban dikabarkan mendaki Gunung Dempo bersama sejumlah rekannya pada malam tahun baru, tepatnya Selasa 31 Desember 2024. Rencananya, pendakian itu bertujuan untuk menghabiskan malam tahun baru bersama satu rekannya.
Sayangnya setiba di pelataran Puncak Gunung Dempo, korban mengalami sakit. Melihat kondisi itu teman korban turun untuk meminta bantuan ke pos Balai Registrasi Gunung Dempo (BRIGADE), untuk mengevakuasi korban yang saat itu masih dalam keadaan sakit dan hipotermia.
Naasnya, pada Jumat 3 Januari 2025 dini hari, sekitar pukul 01.45 WIB pendaki tersebut dikabarkan meninggal dunia di puncak Gunung Dempo.
Sebagai informasi, Hopotermia ditandai dengan Kondisi ketika suhu tubuh menurun drastis di bawah 35°C.
Hipotermia bisa menyebabkan gangguan pada sistem saraf dan organ tubuh lainnya. Tak jarang hopotermia mengancam nyawa.
Gejala hipotermia yang parah meliputi gemetar yang tidak terkendali, pusing, dan bicara tidak jelas.
Selain itu, ada pula Altitude sickness yang juga merupaka Kondisi medis yang terjadi ketika seseorang berada di ketinggian yang tinggi.biasanya ketinggian di atas 2.500 meter di atas permukaan laut.
Altitude sickness disebabkan oleh kurangnya oksigen di udara yang tipis di ketinggian tersebut. Gejala altitude sickness meliputi mual, tidak nafsu makan, dan sakit kepala. (*)