Jogja, Kukuhkan komitmen sebagai pusat edukasi yang modern dan relevan, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY meluncurkan 4 film Bioskop 6 Dimensi pada Rabu (04/12).
Mengangkat tema keistimewaan Yogyakarta, film-film yang digarap menggunakan Dana Keistimewaan ini, menjadi sarana edukasi tentang sejarah dan budaya Yogyakarta melalui pengalaman sinematik yang mendalam.
Pada kesempatan kali ini, mewakili Gubernur DIY, peluncuran 4 film baru Bioskop 6 Dimensi DPAD DIY dilakukan oleh Staf Ahli Gubernur DIY Bidang Hukum,
Pemerintahan dan Politik, Sukamto didampingi Kepala DPAD DIY Kurniawan, di Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY.
Keempat buah film Bioskop 6D yang baru diluncurkan ini diantaranya berjudul Jathilan: Menari di Antara Realitas dan Mistik, Permainan Anak: Serunya Tradisi di Tengah Semangat Kemerdekaan, Serangan Umum: Merebut Kembali Ibukota, dan Babad Alas: Pembukaan Lahan Hutan Sebagai Tempat Berdirinya Istana Kraton Yogyakarta .
Sukamto mengungkapkan, inovasi yang diwujudkan oleh DPAD DIY melalui Bioskop 6 Dimensi ini adalah bukti nyata bagaimana perpustakaan dapat menjelma menjadi ruang edukasi yang interaktif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Film-film bertema budaya seperti Serangan Umum, Babad Alas, Permainan Anak, dan Jathilan menjadi media kreatif untuk memperkenalkan sejarah dan nilai-nilai luhur kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
“Namun, yang lebih penting dari itu adalah bagaimana inovasi ini mampu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya budaya lokal dalam kehidupan sehari-hari. Transformasi digital yang diusung oleh perpustakaan kita bukan sekadar adaptasi teknologi, tetapi juga upaya untuk mempererat hubungan antara identitas budaya dan masa depan yang lebih inklusif,” tutur Sukamto.
Dalam bayangan Sukamto, perpustakaan seperti sebuah jembatan besar, yang menghubungkan kekayaan warisan masa lalu dengan potensi masa depan.
“Bioskop 6 Dimensi adalah salah satu kendaraan di jembatan ini yang mengangkut segenap pengunjung ke pengalaman baru yang edukatif dan menginspirasi,” ucapnya.
Dikatakan Sukamto, kehadiran Bioskop 6 Dimensi ini pun tidak hanya memperkaya layanan perpustakaan, tetapi juga menjadi simbol bahwa inovasi berbasis budaya adalah kekuatan yang mampu menggerakkan masyarakat menuju peradaban yang lebih baik.
“Saya berharap, Bioskop 6 Dimensi ini dapat menjadi simbol kebanggaan Yogyakarta, yang tidak hanya memadukan teknologi, edukasi, dan kebudayaan, tetapi juga menghadirkan pengalaman sinematik yang penuh makna yang dapat menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga dan menghargai warisan budaya kita,” jelas Sukamto.
Seperti diketahui, Bioskop 6 Dimensi di Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY menghadirkan teknologi canggih yang menggabungkan visual, audio, dan efek gerak untuk menciptakan sensasi nyata bagi para penonton. Layanan inilah yang telah menjadi daya tarik pengunjung, menawarkan pengalaman berbeda dari perpustakaan konvensional, menjadikan destinasi wisata edukatif di Yogyakarta.
Jumlah pengunjung Bioskop 6 Dimensi ini pun terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, layanan ini mencatat 3.818 pengunjung dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp47.460.000. Angka ini melonjak lebih dari dua kali lipat pada tahun 2023, dengan 10.513 pengunjung dan PAD sebesar Rp123.860.000. Tercatat, hingga Oktober 2024, layanan ini telah menarik 7.220 pengunjung dengan kontribusi PAD mencapai Rp82.420.000.
Kepala DPAD DIY, Kurniawan dalam laporannya menyampaikan, seiring dengan perkembangan teknologi, peningkatan jumlah kunjungan perlu didukung teknologi informasi dan komunikasi yang berkualitas guna mewujudkan layanan prima yang efektif dan efisien. Bioskop 6 Dimensi ini pun menjadi salah satu bentuk layanan teknologi informasi yang bersifat rekreatif dari Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY.
“Pengadaan 4 film Bioskop 6 Dimensi ini merupakan inovasi dari layanan film 6 dimensi yang sudah ada. Jadi saat ini, film yang diputar adalah film-film barat atau western yang belum menampilkan budaya dan kearifan lokal. Maka dengan adanya pengadaan 4 film Bioskop 6 Dimensi ini diharapkan akan menambah atau melengkapi film yang diputar, khususnya film yang mengangkat tema Yogyakarta dan budayanya,” terang Kurniawan.
Pembuatan film ini memakan waktu kurang lebih 3 bulan, yaitu sejak 8 Agustus hingga 23 Oktober 2024 lalu. Empat buah film yang masing-masing berdurasi 5 sampai 7 menit ini, dapat disaksikan oleh masyarakat di Bioskop 6 Dimensi, lantai dasar Gedung Grhatama Pustaka. Tarif yang dikenakan yakni Rp10.000/tayang untuk pelajar & pelajar dan Rp20.000/tayang untuk masyarakat umum.